INDONESIA

INDONESIA

Breaking News

Sunday, May 19, 2013

Malangnya nasib laut kita



Menurut taksiran, Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km atau sekitar 14% dari garis pantai dunia, dengan luas perairannya mencapai 5,8 juta km2 (termasuk ZEE). Kekayaan yang dimiliki di kawasan pesisir dan laut meliputi hutan mangrove, terumbu karang, dan ikan hias, rumput laut dan perikanan.
Pada akhir tahun 1980-an, luas hutan mangrove masih tercatat mencapai 4,25 juta ha, dengan sebaran yang terluas ditemukan di Irian Jaya/Papua (69%), Sumatera (16%), dan Kalimantan (9%), Namun di Pulau Jawa, kawasan hutan mangrove sudah sangat terbatas, hanya tersisa dibeberapa kawasan saja. Indonesia juga memiliki kawasan
terumbu karang terluas dengan bentangan dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 17.500 km. Rumput laut juga ditemukan di banyak tempat, Sedangkan perikanan laut Indonesia kaya akan jenis-jenis ikan ekonomi penting, seperti tuna, cakalang, ikan kerang, pelagik kecil dan udang.

Namun sayangnya berbagai potensi kawasan pesisisir dan lautan ini telah mendapat berbagai tekanan berat dari tindakan manusia yang tidak
bijaksana, sehingga telah menimbulkan berbagai kerusakan lingkungan. Bukan merupakan rahasia lagi jika hutan mangrove di berbagai kawasan telah terganggu. Misalnya, penduduk lokal telah lama menggunakan pohon bagau untuk kayu bakar, bahan bangunan, tonggak-tonggak bagan, tempat memasang jaring ikan, dan sebagainya.
Hutan mangrove juga telah dibuka secara besar besaran untuk dijadikan daerah pemukiman, perkebunan, bercocok tanam, dan pertambakan udang. Selain itu, pengambilan kayu-kayu mangrove berfungsi sebagai bahan bakar pabrik minyak kelapa, pabrik arang, dan pabrik bubur kayu.
Penebangan hutan mangrove juga bisa berdampak negatif, misalnya keanekaragaman jenis fauna di hutan tersebut berkurang secara drastis, sementara habitat satwa liar terganggu berat. Dampak lain adalah hilangnya tempat bertelur dan berlindung jenis-jenis kepiting, ikan dan udang sehingga para nelayan mengeluh karena semakin sedikit hasil tangkapan mereka. Pengikisan pantai pun semakin menjadi, akibatnya air asin dari laut merembes ke daratan, sehingga daerah pemukiman dan petanian terganggu. Belum lagi akibat jangka panjang, dan dari segi ilmu pengetahuan sangatlah sukar untuk menilai kerugian yang terjadi akibat kerusakan atau bahkan punahnya hutan mangrove tersebut.


Gangguan lain di pesisir dan laut adalah penggunaan bahan peledak dan racun sianida untuk menangkap ikan serta mengambil terumbu karang. Hal tersebut menyebabkan berbagai gangguan dan kerusakan terhadap berbagai jenis terumbu karang dan ikan hias.(oferfishing) yang mengganggu ekosistem laut. 
Untuk jangka panjang, hal ini sangat membahayakan, kerena keberlanjutan usaha perikanan nelayan dan industri perikanan indonesia tidak terjamin. 
Gangguan terhadap perikanan laut, belum lagi dengan semakin maraknya pencurian yang dilakukan oleh nelayan asing. Hal ini telah menyebabkan penangkapan ikan secara berlebihan

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Designed By Published.. Blogger Templates