INDONESIA

INDONESIA

Breaking News
Showing posts with label Bumi. Show all posts
Showing posts with label Bumi. Show all posts

Monday, February 8, 2016

Apa Itu Geofisika ?

Setelah menceritakan tentang Geologi pada post sebelumnya, saya akan menjelaskan suatu bidang ilmu yang sedang saya tekuni saat ini di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, yaitu Geofisika.

Geofisika

Geofisika merupakan sebuah bidang ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan metode-metode fisika yang terukur. Geofisika adalah ilmu sains terapan yang mencakup tentang interior bumi, kerak bumi, samudra, atmosfer, dan magnetosfer. Aplikasinya sangat luas, mencakup pengamatan magnetik yang dihubungkan dengan interaksi antara Bumi dan Matahari, lempeng tektonik dan interior bumi, eksplorasi minyak dan mineral, analisa lingkungan dan  teknik, dan bahkan investigasi arkeologis. Wilayah pembelajaran khas dari ilmu lain adalah sebagai berikut :

Seismologi adalah studi tentang data seismik. umumnya ada tiga kategori data seismik. Data Seismik Refleksi adalah data yang umum digunakan untuk eksplorasi petrolium karena resolusi dan tingkan keseksamaannya. Data Seismik Refraksi kebanyakan digunakan untuk mendefinisikan batas-batas lapisan utama didalam bumi. Data Seisimik Gempa digunakan untuk mempelajari struktur internal bumi yang dalam.

Studi lapangan Potensial (Potential Fields Studies) menyangkut pekerjaan dengan gravitasi, magnetik dan elektrikal bumi. Data magnetik dan gravitasi telah digunakan sejak awal untuk eksplorasi petrolium. Magnetik juga digunakan secara luas di eksplorasi mineral. Meskipun ada beberapa aplikasi penggunaan metode elektikal di eksplorasi petrolium, tetapi lebih banyak digunakan dalam eksplorasi mineral dan juga analisa lingkungan. Pengukuran Micro-gravity digunakan dalam analisis teknik.

Ingin menjadi Geofisikawan ?

Seorang Geofisikawan adalah orang yang mempelajari bumi dengan menggunakan metode gravity, magnetik, elektrikal, dan seismik. Beberapa geofisikawan menghabiskan sebagian besar waktunya di lapangan untuk mempelajari berbagai macam struktur bumi dan, sebagian lainnya banyak menghabiskan waktunya didalam ruangan menggunakan komputer untuk melakukan perhitungan dan pemodelan. Geofisikawan menggunakan metode-metode tersebut untuk menemukan minyak, tembaga, besi, dan berbagai material lainnya. Beberapa lainnya menaksir properti bumi dalam bencana alam, dan mengukur area untuk tempat pembangunan bendungan dan konstruksi. Geofisikawan Riset mempelajari struktur internal dan evolusi bumi, gempa bumi, lautan, dan struktur fisik lain menggunakan metode-metode tersebut.

Jenis-jenis geofisikawan

Geofisika memiliki jangkauan yang luas dalam ilmu kebumian (Earthsience) dan menawarkan berbagai jenis opsi :

  • Seismologists
  • Marine geophysicists
  • Petroleum geophysicists
  • Mining geophysicists
  • Environmental geophysicists
  • Atmospheric physicist
  • Gravity geophysicist
  • Magnetic geophysicist 
  • Electromagnetic geophysicist
  • Electrical geophysicist
  • Exploration geophysicists
  • Heat flow field work

Latar belakang studi yang harus dimiliki di sekolah ?

Jika ingin menjadi geofisikawan, maka dari bangku sekolah harus memiliki latar belakang yang kuat di bidang sains dan matematika, begitu juga dalam bidang komputer. Jika sekolahmu menawarkan program komputer dan ilmu kebumian maka ambilah.

Kemana harus kuliah ?

Telah banyak universitas yang telah menawarkan program Geofisika. baik Geofisika Murni maupun Teknik Geofisika. Di beberapa universitas ilmu geofisika juga merupakan penjurusan dalam jurusan Fisika. Mahasiswa yang menekuni ilmu Geofisika di Indonesia tergabung dalam HMGI (Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia)

Dimana bisa bekerja ?

Seorang Geofisikawan dapat bekerja dalam bidang industri maupun non-industri. Di bidang industri yaitu dalam bidang energi (migas) dan pertambangan. Dalam bidang non-industri seperti dalam dunia akademik (dosen dan lembaga penelitian) serta dalam pemerintahan. Gaji seorang geofisikawan mulai dari 30.000 USD sampai 100.000 USD



Read more ...

Saturday, February 6, 2016

The Tectonic of Indonesia

Indonesia is the largest archipelagic state in the world comprising five major islands and about 300 smaller island groups. Altogether there are 13,667 islands and islets. The archipelago is situated on a crossroad between two oceans, the Pacific and Indian oceans, and bridges two continents, the Asian and Australian. Indonesia has a total area of 9.8 million sq km, of which more than 7.9 million sq km are under water.

The tectonics of Indonesia are very complex, as it is a meeting point of several tectonic plates. Indonesia is located between two continental plates: the Eurasian Plate (Sunda Plate) and Australian Plate (Sahul Shelf); and between two oceanic plates: the Philippine Sea Plate and Pacific Plate. The subduction of the Indian oceanic plate beneath the Eurasian continental plate formed the volcanic arc in western Indonesia, one of the most seismically active areas on the planet with a long history of powerful eruptions and earthquakes. This chain of active volcanoes formed Sumatra, Java, Bali, and Nusa Tenggara islands, most of which, particularly Java and Bali, emerged within the last 2-3 million years. The Pacific and Australian plate movements controlled the tectonics of the eastern portion of Indonesia.

Tectonically, Indonesia is highly unstable. As it location that lies on the Pacific where Indo-Australian Plate and the Pacific plate are pushed under the Eurasian Plate where they melt at about 100 km deep. A string of volcanoes runs through Sumatra, Java, bali, Nusa Tenggara and then loops around through to the Banda Islands of Maluku to the northeastern of Sulawesi. Of the 400 volcanoes, approximately 150 are active.

The Australian plate was moved northward and subducted under the Eurasian plate. The subduction zone can be traced from northern tip of Sumatra until the Lesser Islands, that creates deep submarine trench. Most of the earthquake also concentrate in this subduction zone. This subduction also triggers the formation of volcanic range from Sumatra, Java to Lesser Islands. The center part of Indonesia also experienced another subduction of Pacific plate that move southwesterly under the Eurasian plate. This subduction create the formation of volcanoes in the North Sulawesi, Sangihe and Halmahera. The Australian and Pacific plate collides in the eastern part of Indonesia and formed the mountain range in Papua, with Puncak Jaya / Carstenz Pyramide as the highest peak.


The tectonics processes in Indonesia formed major structures in Indonesia. The most prominent fault in the west of Indonesia is the Semangko Fault or the Great Sumatran Fault, a dextral strike-slip fault along Sumatra Island (about 1900 km). The formation of this fault zone is related to the subduction zone in the west of Sumatra. Palu-Koro fault is another major structural feature formed in the central part of Indonesia. This fault runs across the central part of Sulawesi Island and extends offshore to the west across Makassar Strait and ends in the Mangkalihat Peninsula in Borneo. The fault is named after the capital city of Central Sulawesi, Palu, on the west coast of Sulawesi and the Koro River, which is formed by the fault zone. Sorong fault is a significant left lateral fault in the eastern part of Indonesia, named after Sorong City. It has east-west orientation and extends from the northern part of West Papua to East Sulawesi for about 2000 km.
Read more ...

Planet Bumi - Planet Biru

Pada awalnya manusia menganggap bahwa bumi ini mempunyai kedudukan yang istimewa di alam semesta ini, karena matahari terbit disebelah timur, pada tengah hari ada di atas kepala kita, dan tenggelam di  sebelah barat. Hal ini berarti matahari mengitari bumi sehingga timbul hipotesa geosentris dari Plolomeus.
Pandangan ini berubah setelah Copernicus dengan teori heliosentris mengemukakan bahwa bumi tidak memiliki kedudukan yang istimewa di alam ini. Bumi hanyalah salah satu planet, bersama dengan planet-planet yang lain bergerak mengelilingi matahari. Meskipun sejak abad ke-18, manusia sudah menyadari bahwa bumi ialah sebuah planet yang bergerak mengitari matahari, tetapi baru pada pertengahan abad ke-20 kesadaran itu muncul dengan kuat. Mengapa? Karena pada masa ini,penerbangan pesawat ke ruang angkasa makin maju. Gambar-gambar bumi yang dilihat dari angkasa hasil pemotretan pesawat-pesawat membuat kesadaran yang muncul semakin berkembang.
Dari perspektif keplanetan, Bumi adalah sebuah planet biru kecil yang dimandikan sebuah film dari awan putih dan air. Laut biru dan putaran awan putih mendominasi pemandangan dan menggarisbawahi pentingnya pergerakan air dalam sistem bumi. Besarnya kuantitas air berada dalam jumlah yang konstan, di lautan, di udara (dalam bentuk uap air yang tak kasab mata dan terkondensasi sebagai awan), dan di daratan. Dapat dilihat beberapa badai siklon berputar dalam ribuan kilometer persegi, memompa sejumlah air ke atmosfer. Ketika air ini menjadi hujan diatas daratan, maka akan mengalir kembali ke laut dalam sistem sungai besar yang mengikis dan memahat permukaan.
Bumi ada pada posisi yang tepat dari Matahari sehingga suhu yang ada membuat air ada baik dalam bentuk cairan, padatan, maupun dalam bentuk gas. Air dalm bentuk apapun itu merupakan bagian dari hidrosfer. Jika bumi berada pada jarak yang lebih dekat ke matahari, lautan kita bisa menguap; Jika berada pada jarak yang lebih jauh ke Matahari, maka lautan kita akan membeku. Demikian, ada banyak jumlah cairan air di bumi, lebih banyak dari apapun itu di bumi, yang membuat bumi istimewa dibanding planet-planet lain di Tata Surya. Dipanaskan oleh Matahari, air berpindah dalam siklus yang besar. Air menguap dari samudra yang luas ke atmosfer, menjadi hujan di daratan, dan terkumpul dalam sistem sungai, dan dengan pasti kembali lagi ke samudra. Hasilnya, permukaan bumi tetap nampak “muda”. Dinamisme ini sangat kontras dengan tubuh planet lain yang permukaannya didominasi oleh kawah-kawah yang dibentuk oleh hantaman meteorit-meteorit purba.

Kehadiran air dalam bentuk cair di permukaan bumi dengan sejarahnya yang panjang mengakibatkan adanya kehidupan untuk berevolusi. Kehidupan, seaneh dengan kelihatannya telah mengubah komposisi atmosfer bumi. Mekanismenya adalah; ketika fotosintesis oleh tumbuhan hijau akan mengubah sejumlah besar karbondioksida dari atmosfer. Sebagai hasil dari proses ini dihasilkan oksigen. Lagi, beberapa bentuk kehidupan laut mengubah karbondioksida di air laut menjadi cangkang, yang kemudian akan terjatuh ke dasar laut dan membentuk batu kapur.
Karakteristik lain dari bumi adalah dinamismenya, bagian dalam dan permukaannya secara berkelanjutan berubah sebagai hasil dari adanya panas di bagian dalamnya. Berbeda dengan planet lain yang hanya sedikit mengalami perubahan sejak pembentukannya karena mereka tidak lagi mempunyai panas di bagian dalamnya. Sebagian besar dari panas bumi berasal dari radioaktivitas alami. Peluruhan tiga unsur (Kalium, Uranium, Torium) merupakan sumber dasar dari panas tersebut. Ketika dimulai, panas tersebut mengalir ke permukaan dan hilang di luar angkasa. Sumber panas lainnya berasal dari warisan pembentukan planet. Panas terjadi di setiap planet oleh adanya meteorit jatuh yang tak terhingga untuk membentuk planet yang lebih besar lagi. Pembentukan panas ini mungkin telah melelehkan planet pada awalnya, termasuk bumi. Planet yang lebih besar mempunyai panas yang lebih besar dan mempertahankannya lebih lama dari planet-planet yang lebih kecil.

Panas bumi menciptakan pergerakan lambat didalam planet. Lapisan luarnya yang kaku (Litosfer) pecah menjadi bagian-bagian besar atau disebut lempeng yang bergerak. Selama milyaran tahun, lempengan yang bergerak tersebut telah menciptakan Samudra dan Benua. Pergerakan panas internal tersebut juga membentuk lapisan luar bumi yang padat. Menciptakan gempa bumi, barisan pegunungan, dan aktivitas vulkanis. Dengan kata lain, bumi merupakan planet yang dinamis, secara terus menerus berubah atas adanya panas internal dan sirkulasi air permukaannya. 
Read more ...

Geologi ; Ilmu Bumi

Geologi merupakan ilmu bumi. Ia membahas semua hal tentang bumi; dari asal pembentukannya, sejarahnya, material penyusunnya, proses yang terjadi padanya, serta dinamisme perubahannya.
Geologi adalah sebuah ilmu yang mengagumkan. Ia mempelajari berbagai macam fenomena seperti gunung berapi, gletser, sungai, pantai, gempa bumi dan tanah longsor, dan bahkan sejarah kehidupan. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang apa yang terjadi di masa lalu dan yang sedang terjadi sekarang, sebuah ilmu yang menambah pemahaman kita tentang alam dan posisi kita didalamnya.
Geologi tidak hanya memuaskan dalam rasa ingin tahu di ilmu pengetahuan. Kita sebagai bagian dari sejarah manusia ketika ahli kebumian mempunyai tanggung jawab dalam membantu memecahkan masalah masyarakat yang paling mendesak. Termasuk menemukan tempat yang aman untuk membuang limbah zat radioaktif dan racun kimia, menentukan lahan yang sesuai dalam pengembangan wilayah, dan menyediakan suplai air yang aman dan melimpah. Geologi juga digunakan oleh para insinyur dalam merencanakan bangunan, jalan tol, bendungan, pelabuhan, dan terusan. Geologi juga membantu kita mengenali bagaimana kerusakan yang mungkin terjadi akibat adanya bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir dan erosi pantai  dapat dihindari atau dikurangi. Hal penting lain untuk memahami bumi adalah penemuan sumber daya alam. Seluruh material di bumi termasuk air, tanah, mineral, bahan bakar fosil, dan bahan bangunan merupakan benda geologis dan ditemukan, dieksploitasi, dan diolah oleh bantuan ilmu kebumian.

Ahli geologi menawarkan informasi kunci tentang sistem bumi, khususnya perubahan iklim dan efek dari perubahan iklim di masa depan. Mungkin saja, pada akhirnya pemahaman yang lebih tentang alam akan sama pentingnya dengan menemukan lahan yang menyimpan deposit minyak dan mineral.

Read more ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Designed By Published.. Blogger Templates