Pada awalnya manusia
menganggap bahwa bumi ini mempunyai kedudukan yang istimewa di alam semesta
ini, karena matahari terbit disebelah timur, pada tengah hari ada di atas
kepala kita, dan tenggelam di sebelah
barat. Hal ini berarti matahari mengitari bumi sehingga timbul hipotesa geosentris dari Plolomeus.
Pandangan ini berubah setelah
Copernicus dengan teori heliosentris mengemukakan bahwa bumi tidak
memiliki kedudukan yang istimewa di alam ini. Bumi hanyalah salah satu planet, bersama
dengan planet-planet yang lain bergerak mengelilingi matahari. Meskipun sejak abad
ke-18, manusia sudah menyadari bahwa bumi ialah sebuah planet yang bergerak mengitari
matahari, tetapi baru pada pertengahan abad ke-20 kesadaran itu muncul dengan kuat.
Mengapa? Karena pada masa ini,penerbangan pesawat ke ruang angkasa makin maju. Gambar-gambar
bumi yang dilihat dari angkasa hasil pemotretan pesawat-pesawat membuat kesadaran
yang muncul semakin berkembang.
Dari perspektif
keplanetan, Bumi adalah sebuah planet biru kecil yang dimandikan sebuah film
dari awan putih dan air. Laut biru dan putaran awan putih mendominasi
pemandangan dan menggarisbawahi pentingnya pergerakan air dalam sistem bumi.
Besarnya kuantitas air berada dalam jumlah yang konstan, di lautan, di udara (dalam
bentuk uap air yang tak kasab mata dan terkondensasi sebagai awan), dan di
daratan. Dapat dilihat beberapa badai siklon berputar dalam ribuan kilometer
persegi, memompa sejumlah air ke atmosfer. Ketika air ini menjadi hujan diatas
daratan, maka akan mengalir kembali ke laut dalam sistem sungai besar yang
mengikis dan memahat permukaan.
Bumi ada pada posisi
yang tepat dari Matahari sehingga suhu yang ada membuat air ada baik dalam
bentuk cairan, padatan, maupun dalam bentuk gas. Air dalm bentuk apapun itu
merupakan bagian dari hidrosfer. Jika bumi berada pada jarak yang lebih dekat
ke matahari, lautan kita bisa menguap; Jika berada pada jarak yang lebih jauh
ke Matahari, maka lautan kita akan membeku. Demikian, ada banyak jumlah cairan
air di bumi, lebih banyak dari apapun itu di bumi, yang membuat bumi istimewa
dibanding planet-planet lain di Tata Surya. Dipanaskan oleh Matahari, air
berpindah dalam siklus yang besar. Air menguap dari samudra yang luas ke
atmosfer, menjadi hujan di daratan, dan terkumpul dalam sistem sungai, dan
dengan pasti kembali lagi ke samudra. Hasilnya, permukaan bumi tetap nampak
“muda”. Dinamisme ini sangat kontras dengan tubuh planet lain yang permukaannya
didominasi oleh kawah-kawah yang dibentuk oleh hantaman meteorit-meteorit
purba.
Kehadiran air dalam bentuk
cair di permukaan bumi dengan sejarahnya yang panjang mengakibatkan adanya
kehidupan untuk berevolusi. Kehidupan, seaneh dengan kelihatannya telah
mengubah komposisi atmosfer bumi. Mekanismenya adalah; ketika fotosintesis oleh
tumbuhan hijau akan mengubah sejumlah besar karbondioksida dari atmosfer.
Sebagai hasil dari proses ini dihasilkan oksigen. Lagi, beberapa bentuk
kehidupan laut mengubah karbondioksida di air laut menjadi cangkang, yang
kemudian akan terjatuh ke dasar laut dan membentuk batu kapur.
Karakteristik lain
dari bumi adalah dinamismenya, bagian dalam dan permukaannya secara
berkelanjutan berubah sebagai hasil dari adanya panas di bagian dalamnya. Berbeda
dengan planet lain yang hanya sedikit mengalami perubahan sejak pembentukannya
karena mereka tidak lagi mempunyai panas di bagian dalamnya. Sebagian besar
dari panas bumi berasal dari radioaktivitas alami. Peluruhan tiga unsur (Kalium,
Uranium, Torium) merupakan sumber dasar dari panas tersebut. Ketika dimulai,
panas tersebut mengalir ke permukaan dan hilang di luar angkasa. Sumber panas
lainnya berasal dari warisan pembentukan planet. Panas terjadi di setiap planet
oleh adanya meteorit jatuh yang tak terhingga untuk membentuk planet yang lebih
besar lagi. Pembentukan panas ini mungkin telah melelehkan planet pada awalnya,
termasuk bumi. Planet yang lebih besar mempunyai panas yang lebih besar dan
mempertahankannya lebih lama dari planet-planet yang lebih kecil.
Panas bumi menciptakan pergerakan
lambat didalam planet. Lapisan luarnya yang kaku (Litosfer) pecah menjadi
bagian-bagian besar atau disebut lempeng yang bergerak. Selama milyaran tahun,
lempengan yang bergerak tersebut telah menciptakan Samudra dan Benua.
Pergerakan panas internal tersebut juga membentuk lapisan luar bumi yang padat.
Menciptakan gempa bumi, barisan pegunungan, dan aktivitas vulkanis. Dengan kata
lain, bumi merupakan planet yang dinamis, secara terus menerus berubah atas
adanya panas internal dan sirkulasi air permukaannya.
No comments:
Post a Comment